Minggu, 01 Januari 2012


 -AMALAN RINGAN PEMIKAT HATI-


Menebar Salam.. 
Salam artinya meminta perlindungan dan penjagaan kepada Allah. Maksud salam disini adalah semoga Allah senantiasa mejaga dan menjamin keselamatanmu. Assalam yang berarti keselamatan, kebebasan dan keamanan dari penghianatan, pengingkaran janji dan penipuan.

Dalam Shahih Muslim (54) disebutkan: Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling mencintai. Salah satu bentuk (untuk menumbuhkan) kecintaan adalah menebar salam antar sesama muslim.”

Menebar salam hukumnya sunnah muakaddah dan merupakan salah satu diantara hak-hak seorang muslim atas saudaranya sesama muslim.

Senyum.. 
Jika anda ingin orang lain menyukai anda tanpa harus memberikan sesuatu, maka hiasilah selalu wajah anda dengan sinar keceriaan, dan sambutlah mereka selalu dengan senyuman, karena senyum merupakan kunci ajaib untuk meluluhkan hati manusia. Senyum itu adalah melebarkan bibir dengan keadaan mulut sedikit terbuka tanpa mengeluarkan suara. 

Rasulullah -shalallahu'alaihi wa sallam- bersabda : 

”senyummu dihadapan saudaramu termasuk sedekah bagimu”.


Senyuman yang tulus dari seseorang meberikan refleksi kejiwaan positif kepada orang lain. Seorang muslim selalu diajarkan agar memiliki sifat lapang dada dan senantiasa terbuka menebarkan senyuman kepada orang lain. seorang muslim yang tersenyum saja maka ia telah menebarkan kegembiraan dan kasih sayang melalui senyumannya. 


Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah berpesan,

Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu,  walaupun itu hanya bermuka cerah pada orang lain,”.

Akan tetapi banyak senyum tidak identik dengan banyak tertawa, karena banyak tertawa itu tidak terpuji sebab dapat menjatuhkan wibawa dan menghilangkan ketenangan bahkan mematikan hati.

Ahmad Amin  dalam bukunya Faidh Al-khatir mengatakan : 

”orang yang selalu tersenyum itu tidak hanya menjadi orang yang paling bahagia dalam hidupnya, bahkan mereka juga yang paling banyak menyelesaikan pekerjaannya”.

Apa gunanya harta jika hidup penuh kemurungan???!!! Apa gunanya kedudukan tinggi jika jiwa selalu tertekan??!!!

Memanggil Nama Yang Paling Disukai..
Diantara hal yang menjadikan seseorang itu disukai oleh orang lain dan dekat dengan hati mereka adalah memanggil orang lain dengan nama yang paling disukai, tidak ada sesuatupun yang lebih dicintai seseorang daripada dirinya sendiri. Perhatian anda terhadap namanya adalah bentuk penghargaan anda pada dirinya

Memanggil dengan panggilan yang paling disukai bisa mendekatkan kita pada hati seseorang serta menumbuhkan rasa cinta kasih dengannya. Sesungguhnya yang memberi julukan yang mengandung kejelekan bisa membuat seorang mukmin menjadi fasik. 

Allah berfirman:

"Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang tak bertobat maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Qs. al-Hujurat : 11).

Berjabat Tangan..
Berjabat tangan merupakan salah satu cara terbaik dalam memikat hati orang lain dan merupakan perkara sunnah. Ia juga termasuk amal baik yang bisa menghapuskan dosa dan kesalahan.

Dari al-Bara’ bin ‘Azib -radhiyallahu ‘anhu-, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 


“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.“[Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud (no. 5212), dengan berbagai jalur dan pendukungnya lihat dalam kitab Silasilatul Ahaaditsish Shahiihah (no. 525).]


Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan berjabat tangan ketika bertemu, dan ini merupakan perkara yang dianjurkan berdasarkan kesepakatan para ulama, bahkan ini merupakan sunnah yang muakkad (sangat ditekankan).


Termasuk adab yang baik dalam berjabat tangan adalah tidak melepaskan tangan saat orang lain menjabat tangan, hingga orang lain tersebut melepaskannya terlebih dahulu.

Akan tetapi tidak boleh berjabat tangan antara lawan jenis (laki-laki dan perempuan), karena ini hukumnya haram..

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

“Sesungguhnya aku tidak berjabat tangan dengan wanita (yang bukan mahram), ucapanku untuk seratus wanita itu sebagaimana ucapanku untuk satu wanita.” [HR. Ahmad 6/357 & disahihkan Syaikh Al Albani dalam As Shahihah, (2/64)].

Dalam riwayat yang lain, dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash mengatakan: 

“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menyentuh tangan wanita ketika baiat.” (HR. Ahmad 2/213 & dishahihkan Syaikh Al Albani dalam As Shahihah 530)

Ma’qil bin Yasar mengatakan: 

Kalian bersengaja membawa jarum kemudian menusukkannya ke kepalaku, itu lebih aku sukai dari pada kepalaku dimandikan oleh wanita yang bukan mahram. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 3/15/17310)

dalam riwayat yang lain Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

“Kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada dia menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya.” (HR. At Tabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir, 20/212/487 & Ar Ruyani dalam Al Musnad, 2/323/1283)
dalam hadits ini Ma'qil bin Yasar memarfu'kan perkataannya kepada Rasulullah -shalallahu'alaihi wa sallam-.

aka tetapi yang rajih hadits ini adalah "Mauquf" (hanya perkataan Ma'qil saja). 

Berpenampilan Sopan..
Berpenampilan yang baik dan menarik serta harum adalah salah satu sebab terpikatnya hati orang lain kepada anda. Sebagaimana kata pepatah: penampilan adalah gambaran hati seseorang. Oleh karena itu hendaklah memperhatikan penampilan. Karena sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.

Akan tetapi hindarilah berlebih-lebihan, karena berlebih-lebihan justru akan membuat yang jernih jadi keruh dan yang manis menjadi pahit. 

Umar bin Khattab -radliallahu 'anhu- pernah berkata: ”kalian tidak boleh mengenakan 2 macam pakaian: pakaian yang mewah dan pakaian yang hina(membuat orang lain tidak nyaman)”.

Saling Menghormati Dan Saling Memberi Hadiah..
Rasulullah SAW telah menganjurkan umatnya untuk saling memberikan hadiah, sebaigamana sabdanya : 

"Hendaklah kalian saling memberikan hadiah, niscaya hal itu akan menumbuhkan kasih sayang diantara kalian”.  (HR. al-Bukhari dalam adabul mufrad (612), diriwayatkan pula oleh al-Baihaqi, Abu Ya’la)



Beliau juga memerintahkan kita agar menerima hadiah yang diberikan kepada kita dan tidak menolaknya.

Al-Hafizh Ibn Hajar berkata, mengikuti al-Hakim, 

“Jika dengan tasydîd maka itu berasal dari "al-mahabbah" dan jika tidak dengan tasydîd maka itu berasal dari "al-muhâbâh". Hal itu karena hadiah termasuk bagian dari akhlak Islam yang ditunjukkan oleh para nabi dan didorong oleh para pengganti mereka di antara para wali; (bisa) melembutkan hati dan melenyapkan kemarahan di dalam dada.”

Begitu juga orang yang ingin dihargai dan meminta orang lain untuk menghargai dirinya, sementara dia tidak menghargai orang lain sebagaimana mestinya, maka orang tersebut bagaikan orang yang mencari butiran emas di tumpikan pasir, atau seperti orang yang mencari potongan bara di kubangan air. Diantara bentuk penghargaan terhadap orang lain adalah yang muda menghargai yang tua atau yang lebih utama darinya.

Tawadlu (rendah hati)..
Pengertian Tawadhu’ adalah rendah hati,  tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya.  Orang yang tawadhu’  adalah orang  menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. 


Tawadhu‘ juga bermakna ketundukan kepada kebenaran,  menerima nasihat dan koreksi dari siapa pun datangnya, baik dalam keadaan suka maupun murka dan duka.


Salah satu sifat mukmin atau muslim sejati adalah tawadhu’, yakni rendah hati, tidak merasa lebih dari yang lain. Lawannya adalah sifat sombong (takabur). Rasulullah Saw menegaskan:


“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu’ sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain.” (HR. Muslim).


Rasulullah bersabda:

"Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya,”  [HR. Muslim].

Pada hakikatnya tawadhu’ adalah memberikan seluruh penghormatan, serta menghargai siapa saja yang berhak dan pantas menerimanya. 

Ulama generasi tabi’in, Fudhail bin Iyadh, ketika ditanya tentang tawadhu’ ia menjawab: 


“(Tawadhu’ adalah) ketundukan kepada kebenaran dan memasrahkan diri kepadanya serta menerima dari siapa pun yang mengucapkannya” (Madarijus Salikin).


Menurut Ibnul Qayyim


“Barangsiapa yang angkuh untuk tunduk kepada kebenaran, walaupun datang dari anak kecil atau orang yang dimarahinya atau yang dimusuhinya, maka kesombongan orang tersebut hanyalah kesombongan kepada Allah karena Allah adalah Al-Haq, ucapannya haq, agamanya haq. Al-Haq datangnya dari Allah dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa menyombongkan diri untuk menerima kebenaran, berarti dia menolak segala yang datang dari Allah dan menyombongkan diri di hadapan-Nya.”


Sikap tawadhu’ itu mempunyai batasan. Jika melebihi batasan tersebut maka ia akan menjadi hina dan rendah. Dan orang yang meremehkannya akan mengarah kepada kesombongan.

Menjaga Lisan..
Jika anda menginginkan hati orang lain terpikat pada diri anda, jagalah lisan anda. Batasilah ucapan andapada hal-hal baik saja. Menjaga lisan tidak hanya bisa membuat orang jatuh hati pada anda, bahkan anda juga dijamin Rasulullah masuk surga. Yaitu bagi siapa saja yang bisa menjaga lisan dan kemaluannya.

Orang islam yang paling utama yaitu dengan cara menjaga lisan dari tergesa-gesa berbicara dan memikirkan segala resiko sebelum mengucapkan sebuah kata. Jika ada kebaikan pada ucapan maka silahkan berbicara tapi jika tidak ada lebih baik anda diam.

Berbicara Yang Baik..
Banyak bicara bisa menghilangkan wibawa, banyak mengukir kesalahan dan mempersulit hisab saat di akhirat. Barang siapa yang banyak berbiacara, maka orang lain akan enggan berbicara dengannya, ingin segera menghindarinya. 

Al Qasimi berkata : 

”perkataan seseorang itu menunjukan keutmaan dan kelebihannya, ia adalah cerminan dari akalnya. Maka jagalah agar tetap dalam ha-hal yang baik, dan cukup dengan yang sedikit saja”.

4 hal syarat-syarat dalam betutur kata:
  1. Perkataan tersebut dalam rangka dakwah.
  2. Berbicara pada tempatnya, serta sesuai waktu dan kondisi.
  3. Berbicara seperlunya.
  4. Memilih kata-kata yang baik dan pantas untuk diucapkan.


Menjadi Pendengar Yang baik..
Mendengar dan memperhatikan pembicaraan yang baik, yaitu dengan memfokuskan kedua telinga, kedua mata, menghadirkan hati, serta menatap matanya. Karena tatapan muka anda terhadap orang yang sedang berbicara, menunjukan simpati terhadapnya, menunjukan penghargaan dan penghormatan terhadap pribadinya serta menunjukan bahwa anda senang dengan apa yang dia bicarakan.

Cara-cara menjadi pendengar yang baik adalah:

  1. Memperhatikan orang yang sedang berbicara hingga selesai berbicara dan tidak banyak menyela.
  2. Menghadapkan wajah dan pandangan kepadanya.
  3. Serta menghadirkan pikiran untuk mendengarkan apa yang dia ucapkan.


Kurangnya perhatian seseorang terhadap orang yang sedang berbicara merupakan akhlak yang tidak baik dan kurang sopan. Bahkan hal tersebut merupakan pemicu timbulnya sifat dengki dan permusuhan.

Tenang Dan Wibawa..
Sikap tenang dan wibawa akan menjadikan seseorang disegani dan disenangi. Orang yang bersikap tenang dan wibawa akan mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkan orang lain, yaitu kemuliaan, kehormatan dan kepemimpinan.

Yang dimaksud sikap wibawa disini adalah tidak tergese-gesa dan perlahan tapi pasti dalam menggapai sesuatu yang dia cari. 

Al Qurthubi berkata:” malu itu bisa mendorong pemiliknya pada sikap wibawa, baik wibawa dalam arti menghormati orang lain atau wibawa dalam dirinya sendiri.
Ada beberapa hal yang dapat membantu anda meraih sikap tenang dan wibawa setelah takwa:
  1. Ilmu dan amal
  2. Diam


Tidak Berlebihan..
Bercanda itu adalah sunnah yang disyariatkan akan tetapi bercanda dilarang apabila melampaui batas atau terus menerus, karena hal itu melalaikan kita dari dzikir kepada Allah dan menyibukkan kita, sehingga tidak sempat untuk memikirkan permasalahan-permasalahan yang penting untuk dikaji dalam urusan agama, serta bisa menjadikan hati menjadi keras, tidak jarang juga menyakiti hati orang lain, menimbulkan kedengkian dan jatuhnya kehormatan dan wibawa.

Tidak Mudah Marah..
Orang yang dapat menguasai dirinya ketika amarah memuncak akan memperoleh kedudukan yang tinggi dihati manusia, mendapat simpati manusia, serta merasa bahagia dan senang bila sedang bersama mereka.

Sedang orang yang gampang marah, maka dia tidak akan mendapatkan kemuliaan, sanjungan, serta simpati manusia. Bahkan sebagian orang tidak akan mau memandangnya.
Obat marah itu ada dua macam:

1.      Lahir
  • Membaca ta’awudz
  • Mengubah posisi badan saat marah
  • Memilih diam saat marah


2.      Batin
  • Mengingat pujian Allah
  • Ingatlah bahwa setan adalah mendorong meluapnya amarah
  • Bersungguh-sungguh dalam memerangi hawa nafsu


Berlaku Adil..
Berlaku adil bisa mengobati semua penyakit hati dan sanggup memberikan ketenangan dalam jiwa, meski hari ini ada yang tidak rela, besok pasti akan menerima dengan lapang dada. Setiap orang diharuskan bersikap adil karena sikap ragu itu bisa menghilangkan kebenaran, ia merupakan bentuk kekalahan, lemahnya kepribadian, rusaknya akal, serta ketidakcakapan.

Menjauhi Pedebatan..
Perdebatan adalah aib yang mematikan, yang mengisi dada dengan kedengkian, memenuhi hati dengan kebencian kepada orang lain, sulit dalam menolak kebenaran, merugikan hak-hak orang lain.

Debat terbagi menjadi 2 macam:
  • Debat yang terpuji yaitu yang bersifat memberikan bimbingan dan pelirusan pada orang yang diharapkan kembali dari kebatilan menuju kebenaran.
  • Debat yang tercela yaitu yang tidak bertujuan untuk mengajak kepada kebenaran, atau supaya berpegang pada kebenaran,  tapi hanya didasarkan pada permusuhan dan rasa dendam.


Ramah Dan Lembut..
Sikap ramah dan lembut merupakan salah satu cara terbaik dalam memikat hati manusia yang beragam, meredam permusuhan dan mengubahnya menjadi persahabatan dan rassa cinta.

Diantara bentuk sikap ramah yang lain adalah tidak langsung menyalahkan dan mendustakan orang yang memberi tahu anda tentang suatu hal yang tidak anda ketahui.

Segera Sadar..
Segera sadar disini maksudnya adalah segera kembali pada jalan yang benar dan lurus( ketika melakukan suatu kekeliruan atau penyimpangan). Hal itu menuhjukkan lapangnya dada dan pekanya perasaan. Orang yang segera sadar dari kesalahan dan berlomba-lomba dalam memperbaiki diri akan dicintai orang lain.

Menutupi Aib Orang Lain..
Orang yang paling berhak untuk kita tutupi aibnya adalah diri kita sendiri, maka orang tersebut akan selamat dari gunjingan orang lain serta murka dari Allah, karena Allah akan menutupi aib orang yang bisa menutupi aibnya sendiri.

Berbuat Baik..
Orang yang senantiassa berbuat baik itu akan selalu dijaga oleh Allah dari pertarungan jahat didunia.

Pelaku kebaikan merupakan manusia yang paling baik.        

Berterima Kasih..
Hati manusia diciptakan untuk menyukai ucapan terimakasih dan pujian. Dan tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan pujian, seseorang yang tidak akan pernah bisa bersyukur pada Allah selama dia tidak bisa berterimakasih terhadap manusia.
Doa, pujian ataupun sanjungan merupakan bentuk terimakasih pada orang lain.

Menghargai Kebaikan..
Jika anda telah berbuat baik kepada seseorang, maka berusahalah untuk ssegera melupakannya, sehingga anda bisa selamat dari sikap mengungkit-ungkit kebaikan, menuntut balas dan sombong terhadap manusia.

Karena sikap mengungkit-ungkit bisa menghancurkan kebaikan dan mengotorinya.
Janganlah anda mengharap balasan dari kebaikan yang anda lakukan, kecuali hanya kepada Allah.

Karena tidak ada balasan yang pantas atas suatu kebaikan selain kebaikan pula.